Pengikut

Jumat, 06 Juli 2012

"DURI"

Kiranya negerinya diberkati oleh TUHAN dengan yang terbaik dari langit… dan dengan yang terbaik dari bumi serta segala isinya; dengan perkenan Dia yang diam dalam semak duri. (Ul. 33:13-16) Ketika Allah selesai menciptakan langit dan bumi, Ia melihat segala yang diciptakanNya sungguh amat baik. Tidak ada sesuatu yang jelek dan jahat dalam dunia ciptaan Allah mula-mula. Saat itu semua binatang jinak dan tunduk pada manusia, dan tidak ada tanaman berduri dan beracun. Saat itu alam ramah terhadap manusia dan tidak ada bencana alam. Namun, ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, sebagai dampak pemberontakan mereka terhadap Allah, binatang, tumbuhan dan alam ikut rusak dan tidak bersahabat lagi dengan manusia. Tanah mulai mengeluarkan semak duri dan rumput duri (Kej. 3:18). Duri tidak memiliki manfaat positif apapun dan hanya menimbulkan rasa sakit dan penderitaan dalam hidup manusia. Coba bayangkan bagaimana rasanya jika jari anda terkena duri mawar atau salak. Ibrani 6:8 mengatakan bahwa duri itu tidak ada gunanya, melambangkan kutuk Allah dan ditentukan untuk dibakar. Tanaman duri banyak ditemukan di tepi sungai Yordan dan tanah Palestina, dan dikenali dengan nama Zizyphus spina Christi. Ranting tanaman itu sangat lentur dan mudah dianyam menjadi mahkota, meniru karangan bunga atau daun zaitun yang biasa dikenakan para kaisar Roma. Tinggi tanaman ini bisa mencapai 6 meter atau lebih, dan durinya panjang-panjang. Pada saat persiapan penyaliban Yesus, para prajurit Romawi mengenakan pakaian ungu kepadaNya dan memberikan sebatang buluh sebagai simbol tongkat kerajaan. Selain itu, mereka membuat anyaman mahkota duri dan mengenakannya di kepala Yesus untuk mengejek Dia. Tanpa mereka sadari, tindakan itu justru menggenapi nubuat Allah. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." (Mat. 8:17). Melalui kematianNya di kayu salib, Yesus menggantikan kita memikul kutuk, penyakit, kelemahan dan penderitaan akibat dosa kita (yang dilambangkan dengan mahkota duri). Ia dilukai supaya oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh. Ia memikul hukuman Allah supaya kita yang percaya dibebaskan dari hukuman. Seperti Barabas, pemberotak dan pembunuh keji, yang dibebaskan karena Yesus menggantikan dia, kita yang menaruh iman kepadaNya juga akan dilepaskan dari hukuman Allah. Uniknya, Allah disebut sebagai Allah yang diam di semak duri. Ia menampakkan diri kepada Musa melalui semak duri yang menyala, tapi tidak terbakar (Kel. 3:2). Itu menunjukkan bahwa Allah tinggal dekat dengan orang yang menderita, terluka, dan hatinya remuk redam. Pemazmur berkata, “Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu.” (Mzm. 56:9). Melihat orang-orang yang tertunduk lesu, Yesus berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat. 11:28). Datanglah kepadaNya, dan anda akan mendapat kelegaan! Yesus rela memikul kutuk dan penghukuman yang seharusnya kita pikul, supaya kita dibebaskan dari hukuman dan neraka. ( Sumber: Johny T Wie Liang)